Seperti hari-hari biasanya, ditengah
istirahat jam mengajar, Pak Marmuj duduk di ruang guru bersama rekan sesama
guru. Ngobrol tentang perilaku anak yang nakal, sampai anak pejabat yang minta
perhatian, semua adalah bagian dari anak didik yang harus dihadapi, diayomi.
Sepakat bahwa semua mereka dengan latar belakang apapun, kini statusnya adalah
anak didik, peserta didik dan belajar di sekolah, titik.
Sampailah pada satu cerita tentang
keberhasilan tamatan SD dimana Pak Marmuj bertugas, mereka menceritakan ada
anak yang baru saja sukses menjadi pejabat di kantor kota, kini beliau sedang
mencalonkan dirinya untuk jadi orang nomor satu di daerah tersebut atau wali
kota. Syukurlah..... sambut seorang guru senior, semoga dia berhasil dan tidak ada
bermasalah sampai punya jabatan, sepontan ibu guru senior (Bu Sapnah) mengawali
perbincangan.
bu Sapnah; e... setahu saya itu yang mau
mencalon wali kota itu, dulu kan murid Pak Marmuj, sepertinya saya masih ingat
dia memang anak yang rajin.
Pak Marmuj; entahlah..... sayapun sudah
lupa-lupa ingat, namanya sudah lama sekali, mungkin saja.
Bu Sapnah; nah.... ini perlu kita tanya
ke Pak Marmuj bagaimana pak tolong ceritakan sama kita-kita ini yang guru dan
kita yang masih junior, bagaimana agar kita menjadi orang sukses. Kan Pak
Marmuj bapak kisah dan kiatnya ini.
Rekan guru; setuju......kompak, sambil
makan bakwan makanan ringat yang benar-benar khas kearifan lokal, pedas, asin,
yang penting kenyang.
Pak Marmuj; Kalau mau jadi orang sukses,
ingat pesan gubernur kita zaman dulu,
menurut beliau ada tiga kuncinya, lewat otak, lewat petak atau lewat retak.
Pak Marsu; wah ini perlu penjelasan ini
pak, apa maksud dari ketiganya;
Pak Marmuj; kelau lewat otak, artinya
kita bisa suskes dengan otak, maka sekolahlah tinggi-tinggi dengan menggunakan
otak kita bisa mengarungi kehidupan ini, dengan ilmu pengetahuan kita bisa
menguasai dunia. Maka lewat ilmu pengetahuan itulah kita dapat menjadi orang
sukses.
Semua guru
manggut-manggut.....yayayaya...ok, masuk akal.
Pak Marmuj; Kalau lewat petak, artinya
dengan petak wajah kita, manfaatkan bila kita memiliki wajah seperti bintang
film Ayu Ting-ting, atau badan bodi yang kekar seperti Beri Prima, atau punya
suara seperti Rhoma Irama. Kita bisa sukses juga dengan jalan itu, maksudnya
jalan petak.....
Semua guru manggut-manggut
lagi....yayaya, ok, masuk kotak, e...maaf masuk akal juga. Pak satu lagi, tanya
seorang guru.
Pak Marmuj; Kalau lewat retak, artinya
garis tangan yang ada di diri kita masing-masing. Semua yang kita jalani ini
adalah sudah tertulis dan tertakdir dari sananya. Jadi sukses atau tidak memang
sudah bawaan badan.
Semua guru bukan manggut-manggut lagi,
tetapi mereka justru membuka telapak tangan masing-masing. Mau bertanya ke Pak
Marmuj segan, atau takut dibilang syirik.
Yayayayayaya. Ok, setujulah pak.
Pak Marsu; wah banyak juga caranya ya
pak. Pak Marmuj, memanglah.... ada lagi pak.
Pak Marmuj; Ada kalau yang ini lebih
jitu. Kalau mau sukses kita menggunakan 7 langkah utama yakni;
1.
Jadi
keturunan orang sukses.
2.
Sekolah
3.
Bisnis
dari kecil sampai tengkulak
4.
Politik
dari pimpinan ranting sampai senayan
5.
Tunggu
nasib
Bu Sapnah; semua pasti setuju pak kalu
mau sukses jadi keturunan orang sukses, lah kalau kita orang biasa-biasa saja
bagaimana pak.
Pak Marmuj; maksudnya kalau mau sukses,
kita syukuri apa yang diberikan orang tua kita, karena kesyukuran itulah kunci
dan yang membuat mindset kita apakah mau sukses atau tidak.
Semua guru manggut-manggut lagi....
Bu Sapnah; ok pak kalau sekolah jelas
kita semua setuju.....
Kalau bisnis dan politik bagaimana pak.
Pak Marmuj; banyak kisah orang sukses
lewat jalur bisnis, dia memulai dari yang pedagang kecil, tetapi dia dapat
mengendalikan pemasukan, pengelolaan, sampai pemasaran, bahkan
penghasilannyapun ia kendalikan sendiri. Maksudnya kalau mau jadi orang sukses
harus siap dengan kemandirian bukan tergantung orang lain. Jelas....
Semua guru; jelas......
Bu Sapnah; itu pak yang lewat politik
tadi, bagaimana pak.
Pak Marmuj; banyak orang sukses lewat
jalur politik, tetapi yang ini tidak bisa saya sampaikan, karena kita guru,
sudah mengajar saja kita......
Guru-guru tambah penasaran.
Pak Marmuj; ok satu lagi tunggu nasib,
maksudnya banyak orang menunggu nasib jadi orang sukses, mungkin tidak hari ini
ia sukses, bisa saja esok, lusa atau tahun depan, atau entah kapan. Mungkin
saja ia sukses pada waktu masa lalunya, tetapi waktu itu ia tidak sadari.
Makanya ada juga orang sukses ingin merubah nasib menggunakan jalan pintas
seperti main judi, dan lain sebagianya.
Semua guru; manggut-manggut lagi.
Hemm...... benar juga ya.
Pak Marmuj; ok sudah ya kita mau masuk
lagi ini jam belajar anak-anak. Ok, sampai besok lagi.
Sebelum beranjak dari duduk salah seorang guru ingat bahwa Pak Marmuj menyampaikan 7 langkah, pak langkah yang enam dan tujuh belum.
Pak Marmuj; sudah.... ayo masuk
kelas.... langkah enam cari sendiri, langkah tujuh...tahu.......tahu.......
Hem....langkah ketujuh kalau mau sukses,
carilah istri atau suami orang sukses.
Semua guru; hahahahahahha........ok,
kita setuju yang itu pak.....
Jelas memang orang sukses, bisa identik
dengan orang kaya, orang pintar, atau orang yang berhasil mencapai
cita-citanya. Memang banyak orang sukses, lain orang lain caranya, namun ketika
ia dapat membagikan sebagian cara itu adalah jalan alternatif yang mungkin
dapat kita jadikan pertimbangan. Tidak semua cara orang lain dapat kita contoh,
dan tidak semua mencontoh itu harus dari orang lain. Maksudnya keberhasilan
atau kesuksesan orang selalu bersifat subyektif, jadi lain orang lain
ukurannya. Intinya siapapun bisa jadi sukses, bila kita setuju mengukurnya
adalah mensyukuri dan menikmati apa yang sekarang kita miliki.
Pak Marmuj ditengah-tengah istirahat
bertugas belajar, mengingatkan kita bahwa boleh saja kita mengkisahkan banyak
orang sukses, tujuannya bukan untuk ditiru, dicontoh 100%, tetapi menjadi
pelajaran. Kadang justru kalau mau sukses kita harus belajar bagaimana orang
mengatasi kegagalan. Kalian kan tidak tahu sebenarnya saya dulu pernah memarahi
anak didik karena telat masuk sekolah, itu lah yang sekarang dia mencalonkan
diri jadi Wali Kota.
Setuju......mungkin itu langkah
keenam.....
Hemmm. Pak Marmuj Pak
Marmuj....memanglah...
Tiga hal hikmah yang dapat kita ambil
dari cerita ini adalah:
Pertama; setiap orang memiliki naluri
ingin berhasil dalam melaksanakan satu tugas, maka banyak cara untuk
menyelesaikannya, yang penting halal.
Kedua; keberhasilan mencapai tujuan
dapat dianggap sukses, kesuksesan tidak dapat diukur hanya dengan kekayaan
material, tingginya jabatan, luasnya kekuasaan, apalagi jenjang pendidikan.
Sukses itu subyektif, siapapun dengan ukuran apapun maka seseorang dapat
mencapainya.
Ketiga; sukses itu intinya adalah
mensyukuri apa yang sekarang dimiliki, menghargai apa yang menjadi potensi,
lantas lakukanlah semuanya bertujuan untuk ibadah kepada yang maha memberi.
Akhirnya sukses itu bukan pada orang lain, tetapi ada pada diri kita sendiri.
Ketujuh kita setuju berkolaborasi
mengeksplor sejarah, lewat kisah kita bercari ibrah.
Catatan; kisah ini diinspirasi dari
berbagai sumber
#Bersamamembangunnegerilewatpendidikankitabersinergi