Tinggal di pinggir kota lebih tepat lagi
sebenarnya tinggal di pinggir ladang dalam bahasa kelakar selalu ditanya Pak
Marmuj tinggal dimana ya? Kadang beliau menjawab di Pilla (Pinggir Ladang),
hahahahaha….. teman sekerja selalu tertawa. Begitulah hari-hari Pak Marmuj,
pagi dan siang ke Kota untuk bekerja, sementara sore dan malam ia habiskan
waktu di kampung. Sebagian tetangga ada yang bekerja di kota sebagian mereka
ada yang petani.
Satu ketika Pak Marmuj memberikan cerita
bagaimana kehidupan petani kaitannya dengan pola kehidupan sehari-hari. Dari
banyaknya petani di negeri ini menurut sensus lebih dari 27 juta rumah tangga
petani, sesungguhnya dapat dikelompokkan menjadi tiga jenis yakni sebagai
berikut:
Ada petani yang menanam sekali, panen
sekali
Ada petani yang menanam sekali, panen
berkali-kali
Ada petani yang tidak menanam sama
sekali, tetapi dapat panen setiap hari
Lantas Pak Marmuj menjelaskan lebih
rinci.
Petani yang menanam sekali panen sekali,
seperti menanam pohon pisang, setiap satu kali menanam, maka pohon pisang satu
kali berbuah dan di panen satu kali.
Untuk melanjutkannya, maka ia harus
menanam lagi. Sama halnya dengan pohon padi, pohon ubi dan lainnya.
Sementara Petani yang menanam sekali
panen berkali-kali seperti pohon kepala, ia cukup menanam satu kali saja,
selanjutnya pohon dapat panen berkali-kali sampai berpuluh tahun. Dan banyak
lagi contohnya seperti kelapa sawit, pohon mangga, juga pohon salak.
Adapaun Petani yang tidak menanam sama
sekali, tetapi ia dapat memanen hasilnya berkali-kali, seperti petani nelayan
di laut, ia sekalipun tak pernah menanam benih, tetapi ia terus menerus panen.
Dan masih banyak kita dapatkan contoh lain seperti pemancing ikan di sungai,
penambang pasir, atau pembuat batubata.
Begitulah kehidupan, semua petani tetap
mendapat rezeki sesuai dengan pekerjaannya, apakah setiap hari, setiap pekan,
sebulan atau bertahun-tahun, tetapi mereka tidak ada yang saling iri.
Pak Marmuj pun terus menjelaskan kepada rekan-rekannya
lebih santai.
Seperti halnya dalam kehidupan kita
dapat saja memberi pendidikan satu keterampilan, kita akan mendapat upah dari keahlian.
Pada dasarnya bila sesuatu langsung mendapatkan hasil maka mungkin perencanaan
yang singkat, waktu yang cepat serta hasilnya bisa saja untuk sesaat.
Ada juga kita dapat memberi kebaikan,
justru akan berbalik kebaikan itu terus menerus di tengah masyarakat. Mungkin
untuk membuat kebaikan kita perlu perencanaan, mengetahui masyarakat secara
baik, dan bahkan berwaktu, investasi jangka panjang memang perlu. Karena
melakukan sesuatu tidak mesti mendapatkan hasil secara instan, tetapi yang
permanen maka perlu kesabaran.
Justru ada yang tidak kita berikan pada
orang lain, namun kebaikan mereka seperti orang tua kita, keluarga kita,
saudara, tetangga, mereka tak ada hentinya memberikan perhatian kepada kita. Ini
memberikan pelajaran bagi kita, prasangka, asumsi, memang harus diawali dengan kebaikan “husnuuzon”
adalah hal utama dalam kehidupan ini.
Pak Marmuj pun mulai memberi kata-kata
hikmah:
Maka saya, kita semua bersyukur bila mendapatkan
ketiga macam petani yang hidup damai di kampungnya, dan selalu memberi
inspirasi dalam kehidupan.
Hari berganti, pekan berlalu, bulan
berjalan, tahun pun terus bertukar, tak ada yang berubah atau pindah dari satu
macam petani ke macam petani lainnya. Tetapi mereka justru berganti dari hidup
sederhana kini menjadi lebih sejahtera, bahkan sebagian telah mendaftar haji
untuk berangkat ke Baitullah. Walaupun para petani sendiri tidak mengetahui
menurut statistik jamaah paling banyak berangkat selama beberapa tahun terakhir
menurut jenis pekerjaan adalah petani.
Sungguh itu mungkin hikmah bila kita
selalu mensyukuri apa yang diberikan Tuhan kepada kita, terlebih menekuni
pekerjaan yang ada ditangan kita, dan tidak melebihi obsesi terhadap ciptaan.
Tiga hal yang dapat kita ambil hikmah
dari cerita ini:
Pertama, alam yang terkembang sangat
luas memberikan pilihan dalam kehidupan, maka ekplorasilah sesuai dengan
kemampuan dan terlebih kebutuhan bukan melebihi dari ketentuan.
Kedua, banyak macam pekerjaan yang
ditawarkan, atau kita yang mengembangkan, tetapi kemampuan, kesanggupan perlu
diperhitungkan. Bila pekerjaan ditekuni salah satu cirinya tidak pindah atau
berganti-ganti, maka kita akan mendapatkan kebaikan dan keberkahan darinya.
Ketiga, bersyukur dari apa yang kita
miliki hari ini, seluruh isi alam, semua kesempatan, selalu dikembalikan pada
sikap kita terhadap anugera Tuhan. Kerjakan apa yang pantas, dan syukuri apa
yang telah didapat.
Ketujuh kita setuju berkolaborasi
mengeksplorasi sejarah, lewat kisah kita bercari ibrah.
Catatan; kisah ini diinspirasi dari
berbagai sumber.