Manusia dan waktu seperti tidak ada bedanya, tidak ada waktu tanpa manusia karena yang peduli terhadap waktu adalah manusia, bahkan yang menetapkan rentang waktu juga manusia, sampai-sampai yang merekayasa waktu juga manusia. Buktinya manusia dengan jam tangan ia dapat menentukan kesepakatan seluruh ummat saat ini jam 12 siang, atau esok kita mulai pukul 7 pagi.
Begitu juga dengan manusia tidak ada
eksistensi dirinya tanpa waktu. Dengan waktu kita dapat menentukan menetapkan
bahkan merekayasa kapan manusia lahir, sekarang manusia itu berada di waktu
kapan, dan mungkin saja bagi mereka yang telah tiada telah dicatat dengan waktu
hasil kesepakatan.
Hem... waktu memang begitu melekat pada
manusia pikir Pak Marmuj.
Baru saja selesai membagikan rapor anak
sekolah menjelang libur sekolah, kalender yang biasanya banyak hasil hadiah,
seperti dari calon bupati, atau anggota DPR kini tidak ada lagi. Waktu ada di
jam dinding di rumah sesekali dilihat tapi kadang sampai habis baterainyapun
tak peduli. Waktu sudah ada di jam tangan pun hanya sekedar gengsi merek atau
perhiasan tangan. Waktu ada telephone seluler itulah yang telah menggantikan
segalanya.
Duduk termenung melamun sendiri di kelas
ternyata masih ada beberapa raport belum di ambil mungkin saja terlambat, atau
orang tua siswa yang memang belum sempat. Tiba-tiba ditengah lamunannya Pak
Marmuj disapa oleh rekan guru dari kelas sebelah..
Pak Marwa; Pak Marmuj ayo...sudah
selesai, mari kita pulang.
Pak Marmuj: oh...sabar pak, ini masih
ada beberapa rapor lagi. Bapak bagaimana keadaan apakah rapor sudah diambil
orang tua siswa semua hari ini.
Pak Marwa; saya sudah semua pak. Ok Pak
memang kita harus sabar menunggu ada yang orang tua datang tepat waktu, ada
pula yang memang mereka sibuk. Ya itu semua kan orang tua siswa kita. Kita
harus menerima dengan sabar.
Pak Marmuj; (ada sedikit yang aneh,
tidak biasanya bapak ini mau memberi nasihat).
Tapi sebagai rekan kerja seprofesi mereka sempat berbincang betapa
bersyukurnya menjadi guru, karena tugas mulia ini bila dilakukan dengan ikhlas
semuanya menjadi indah.
Pak Marmuj dan Pak Marwa sedikit
tersenyum dan tertawa bersama.....
Pak Marwa; ok saya duluan ya pak ini sudah
waktunya.
Pak Marmuj; bapak duluan kemana ya. Maksudnya
sudah waktu apa ya pak.... (Pak Marmuj semakin penasaran).
Pak Marwa; ya duluan keluarlah pak,
waktunya untuk bergantian.
Tak sempat menjawab Pak Marmuj bergegas
keluar ruangan dan segera ingin pulang. Namun ia sempat melirik di kelas
sebelah masih ramai para orang tua untuk menunggu pembagian raport.
Ah....ternyata saya belum terlambat....pikir Pak Marmuj.
Ketika pulang di depan pintu gerbang sekolah
seseorang yang menghampiri.
Seseorang; Pak Marmuj seperti
terburu-buru mau pulang ya pak.
Pak Marmuj; ia pak saya sudah selesai
tadi pembagian raport siswa.
Seseorang; oh....ya pak hati-hati.
Pak Marmuj; penasaran sepertinya bapak tadi
saya lihat.... tapi siapa ya.
Oh...maaf bapak kan.....
Seseorang; ya......Pak saya terburu-buru
baru sampai sekolah ini baru mau membagikan raport, lihat semua orang tua sudah
menunggu itu.
Pak Marmuj; Bukankah bapak tadi di dalam
kelas dengan saya kita berbincang tentang sekolah.
seseorang; ah....Pak Marmuj ini... ada
ada saja, lha wong saya ini baru datang, gimana...
Pak Marmu; 34j-h28_&%TTTPT)
Jadi saya tadi berbincang lama di dalam
kelas dengan siapa ya......
Jangan jangan.....
Seseroang; (bingung....4[h’gabsv;ndlk
wqe[ap), Pak Marmuj ini saya...... Pak Marwa guru kelas di sebelah ruangan
bapak?!!? baru datang mau membagikan raport.
Pak Marmuj; oh....iya..iya...pak.
(bengong......)
Sementara itu apa yang terjadi pada Pak
Marmuj.
Benar ternyata yang baru datang adalah
Pak Marwa yang telat untuk datang ke sekolah membagikan rapor. Pak Marmuj
mendapatkan sesuatu yang diluar nalarnya, baru saja di kelas bincang dengan Pak
Marwa, tetapi begitu keluar jumpa Pak Marwa bahwa pengakuannya ia baru datang.
Sesungguhnya apa yang sedang dialami
oleh Pak Marmuj adalah penyatuan antara pengalaman, harapan dan persoalan dalam
alam bawah sadar kita. Seseorang yang hadir seperti setengah disadari, tetapi
dikenal sebagai orang yang sepenuhnya diingat, dan dalam kegiatan yang mungkin
saja hadir saat kita menghadapi masalah.
Dalam kajian dimensi waktu, bisa saja
seseorang mengulang hal yang pernah dialami untuk direcall pada waktu yang
berbeda saat sekarang. Bahkan dengan sengaja para ahli menjadikan pengalaman
untuk memanggil ulang apa yang akan dialami hari ini dan masa yang akan datang.
Dalam hidup ini ada 24 jam kita diberi
waktu untuk melakukan kegiatan dalam satu siklus kehidupan. Ditengah-tengah
waktu tersebut terdapat tujuh detik dimana kita memiliki kemampuan luar biasa.
Kehadiran tujuh detik tersebut lebih banyak tidak disadari kapan datangnya,
dimana ia datang, dan apa penyebab datangnya.
Kita kadang mengalami hal sulit untuk
dipecahkan dalam kehidupan, tiba-tiba kita memiliki jalan keluar yang dengan
mudahnya untuk menjadi pilihan dalam menyelesaikan. Bisa saja datang pada saat
kita ke kamar kecil, atau bahkan saat menjelang tidur atau entah kapan.
Pemaknaan tujuh detik yang luar biasa
boleh saja dikaitkan dengan angka tujuh sebagai angka istimewa. Banyak para
ahli, ustadz atau pemuka agama lain mengkaitkan angka tujuh memiliki makna
sejarah yang cukup panjang.
Pertama; ada yang mengkaitkan dengan
tujuh hari dalam sepekan, tujuh lapis langit yang mengelilingi dan melindungi
kehidupan di bumi, sampai tujuh ayat dalam surat Al Fatihah.
Kedua; ada pula yang mengakitkan dengan
tujuh daerah utama di muka bumi, apakah itu benua, lautan maupun pegunungan,
sampai tujuh keajaiban dunia.
Ketiga; faktanya angka tujuh memang
selalu menjadi perbincangan, misteri apalagi bagi orang yang senang dengan
numeruologi.
Para spritualis adalah kelompok yang
memiliki kesadaran bahwa untuk menyelesaikan masalah mereka lebih percaya pada
kemampuan dirinya bagaimana mengendalikan olah fikir, rasa dan karsa. Mereka
melakukan pelatihan sebagai bagian dari upaya mengenal, mengendalikan dan
mendayagunakan tujuh detik yang luar biasa.
Pak Marmuj baru sadar setelah mengerti
kajian spritual, numerologi dan berbagai macam ilmu pengetahuan yang ia ajarkan
selama ini. Kalau kita menghadapi masalah maka ada dua jalan keluarnya yakni;
pertama biarkan saja masalah itu karena ia akan mencari jalan keluar sendiri
sesuai dengan waktu dan tempat yang ia pilih. Kedua bila sulit mencari jalan
keluar maka ia akan selesai dengan mencari jalan kedalam, yakni ke dalam hati
kita untuk mendapatkan bisikan ditengah makna hidup yang semakin dalam lagi.
Hampir tujuh menit Pak Marmuj berdiri di
gerbang sekolah, dan akhirnya ia tersadar.... ah... ini kan sudah waktunya
pulang menyambut hari libur sekolah, untuk bahagia bersama keluarga... seperti
tak sadar Pak Marmuj meneriakkan kata; bahagia....bahagia....libur tlah tiba.
Hem....Pak Marmuj....Pak
Marmuj.....memanglah...
Tiga hal hikmah yang dapat kita ambil
dari cerita ini adalah:
Pertama; Manusia dan waktu tidak dapat
dipisahkan, untuk itu menjadikan waktu bagian dari kehidupan adalah penting. Pergantian
waktu, jam, hari, pekan, bulan dan tahun adalah kepastian, tetapi perubahan
diri adalah pilihan.
Kedua; Sebagian manusia yang tergilas
oleh waktu maka hidupnya sangat merugi, sebagian manusia yang dapat mengendalikan
waktu maka merekalah beruntung.
Ketiga; Mengendalikan waktu maksudnya
adalah mampu merencanakan kehidupan dengan waktu yang disediakan oleh Tuhan,
kemudian mengelola dengan baik waktu yang tersedia dengan aktivitas bermakna,
serta menikmati apa yang telah terjadi sebagai bagian dari rasya syukur.
Ketujuh kita setuju berkolaborasi
mengeksplorasi sejarah, lewat kisah kita bercari ibrah.

