Satu ketika Pak Marmuj mengajar di
kelas, seperti biasanya ia mempersiapkan bahan sebelum masuk kelas. Tapi kali
ini Pak Marmuj sedikit berbeda, mengapa... tidak lain tidak bukan Pak Marmuj
akan menyampaikan materi tentang jenis-jenis hewan yang ada di sungai yakni
ikan.
Dengan media poster untuk strategi
pembelajaran poster comment Pak Marmuj pun memulai pembelajaran.
Pak Marmuj : anak anak sekalian, hari ini kita akan belajar tentang beberapa
nama ikan
Murid :
siap pak, itu gambar siapa ya pak.
Pak Marmuj : ini gambar seorang profesor Ikan dari Asahan
Murid :
wah..... Asahan itu kan sungai ya pak.
Pak Marmuj : ya, anak-anak coba perhatikan gambar ini dengan baik
Semua anak murid memperhatikan gambar,
ternyata yang mereka lihat adalah gambar Profesor Ikan yang sedang kebingungan
antara sebelah kanan tiga gambar ikan, dan sebelah kiri tiga gambar mahasiswa.
Murid :
mengapa gambar Profesor Ikannya seperti orang pusing, bingung.....ya pak.....
Pak Marmuj : inilah yang akan saya sampaikan.
:
satu ketika ada seorang ahli dalam hal Ikan, ia mempelajari dan melakukan
penelitian bertahun tahun tentang Ikan yang ada di sungai Asahan.
Dari
nama ikan paling terkenal yakni Ikan Jurung, Ikan Sibaro, Ikan Lemedok, Ikan
Kalo, Ikan Siluang, Ikan Baong dan banyak lagi lainnya.
Bahkan
dia pernah membaca dalam penelitian yang menyampaikan tentang; Ikan yang ditemukan selama penelitian
berjumlah 31 spesies dari 22 genera dan 11 famili. Cyprinidae umumnya paling
banyaktertangkap pada kedua musim, diikuti famili Balitoridae dan Clariidae.
Neolissochilus sumatranusb merupakan ikan endemik Sumatera Utara yang sudah
mulai langka, namun masih ditemukan dilokasi studi. Spesies ikan yang
tertangkap pada musim kemarau lebih beragam dibandingkanmusim penghujan.
Spesies yang memiliki sebaran yang luas di lokasi studi pada kedua musim adalah
N. sumatranus (64,3% & 57,1%), Tor soro (42,9% & 14,3%), dan
Crossocheilus oblongus (35,7%& 21,4%).
Murid :
Pak itu sepertinya nama nama ikan yang pernah dibelih ayah kami,
Pak Marmuj : ya sabar kita lanjutkan ya...
Ya
Profesor Ikan itu memang hafal hampir 27 nama ikan yang ada di sungai Asahan,
sehingga ia diminta untuk menjadi narasumber seminar, ia juga diminta untuk
menjadi konsultan pembudidayaan ikan dan lain sebagainya.
Karena
dia ahli ikan, maka Profesor diminta untuk mengajar di fakultas perikanan di
sebuah perguruan tinggi, sebenarnya ia lebih senang di lapangan atau di aliran
sungai, karena memang ilmunya ada di sepanjang Sungai Asahan. Namun karena
permintaan, akhirnya Profesor Ikan pun setuju.
Sampai
menjadi dosen, maka Profesor Ikan pun diminta untuk mengajar di kelas Endemik
Ikan Asahan.
Namun
karena mengajar, maka ia juga diharuskan mengenal nama-nama mahasiswanya.
Lantas
apa yang terjadi, Profesor tak mampu dan tak dapat mengenal nama-nama mahasiswa
seorang pun. Padahal nama mahasiswa di kelasnya tidak lah sulit, seperti Buyung,
Haryono, Astuti, Supriyadi, dan lainnya.
Profesor
Ikan tidak putus asa, hari ini tidak hafal, mungkin esok akan dicoba lagi,
pekan ini tidak hafal satu nama mahasiswa, pekan depan akan dicoba lagi.
Akhrinya
pada pertemuan perkuliahan ketiga Profesor Ikan dapat menghafal satu nama
mahasiswa, Buyung. Profesor Ikan pun merasa lega usahanya tak sia-sia. Pada
perkuliahan keempat Profesor Ikan justru tambah semangat ia dapat menghafal dua
nama mahasiswa sekaligus yakni Haryono, Astuti, hemmmm. Semoga sebulan kedepan
27 mahasiswa dapat saya hafal.
Namun
ketika mengajar pada pertemuan kelima apa yang terjadi....
Profesor
Ikan menayangkan gambar tiga lima Ikan endemik Asahan, tetapi ia hanya dapat
menyampaikan dua nama terakir yakni Ikan Kalo dan Ikan Siluang.......
Mahasiswa
pun kebingungan, seperti ada yang lain dengan Profesor Ikan.
Pak Marmuj : ok kita lanjutkan ya ceritanya
Rupanya
yang terjadi adalah sejak Pak Marmuj mampu menghafal satu nama mahasiswa, maka
iapun lupa satu nama ikan, begitu ia dapat menghafal dua nama mahasiswa, iapun
lupa dua nama ikan. .......
Lupa.................
Profesor
ikan seperti dalam poster comment, ia kebingunan mengapa dapat menghafal tiga
nama mahasiswa tetapi ia lupa tiga nama mahasiswa??????
Akhirnya
Profesor Ikan pun mengundurkan diri dari perguruan tinggi tersebut, ia lebih
memilih menelusuri Sungai Asahan untuk mempelajari dan terus mengenal nama-nama
ikan lainnya.
Murid murid pun terdiam, dan saling
melihat kiri dan kanan temannya, ia takut lupa nama murid yang duduk
disebelahnya. Keriuhan pun terjadi di kelas, semua murid menyebut nama teman
sebelah kanan dan kiri.
Pak Marmuj : dah..... jangan dipikirin, itulah yang nama nya Profesor,
banyak yang diingat, banyak yang dilupakan. Itu wajar dan manusiawi, karena
memang kapasitas otak manusia itu terbatas, tidak mungkin dapat mengetahui,
menghafal dan mengenal semua hal yang ada di dunia ini.
Murid :
baik pak, kami pingin juga mengenal nama ikan tetapi jangan lupa nama kawan
kawan kami ya pak.
Pak Marmuj : anak-anak sekalian, kita harus memahami bahwa memang rupanya
kapasitas otak manusia memang terbatas, jadi jangan paksa kita untuk menghafal
kalau memang tidak sanggup untuk mengetahui segalanya. Kemudian kita dapat saja
mengikuti tips agar menguatkan daya ingat seperti banyak makan ikan salon, atau
sujud atau bahkan puasa adalah upaya untuk mingkatkan daya ingat.
Di akhri cerita ini kemudian Pak Marmuj
menutup pembelajaran tentang ikan, dengan satu pesan pada anak, boleh kita
mengenal dan memilih satu nama ikan, maka makanlah secukupnya, agar menjadi
protein yang dapat menyehatkan tubuh kita. Pembelajaran pun ditutup, siswa
pulang ke rumah sepanjang jalan mereka selalu menyebut nama kawan-kawannya
takut lupa.
Tiga hal hikmah yang dapat kita ambil
dari cerita ini adalah:
Pertama; manusia memiliki kemampuan
untuk mengingat sesuatu yang pernah dialami, diketahui atau diinginkan. Tetapi
tidak semuanya harus dijadikan bagian dari memory atau harus diingat sebagai
bagian dari kehidupannya.
Kedua: otak manusia memiliki kapasitas
yang terbatas, tidak selamanya harus diingat, dan bahkan ada hal tertentu harus
dilupakan seperti kejadian yang tidak menyenangkan.
Ketiga; seorang guru dalam mengajarkan
sesuatu tidak mesti menjadikan dengan kompetensi menghafal atau menyebutkan
diluar kepala, tetapi mengerti dan memahami apalagi menerapkan dalam kehidupan
sehari-hari itu lebih utama.
Ketujuh kita setuju berkolaborasi
mengeksplorasi sejarah, lewat kisah kita bercari ibrah.
Catatan; kisah ini diinspirasi dari
berbagai sumber
#Bersamamembangunnegerilewatpendidikankitabersinergi