Ujian Mid pun berlangsung, seperti biasa
sambil mengawas ujian Pak Marmuj kadang menghayal, kadang termenung, kadang
juga melihat hiburan bagaimana anak sibuk dengan kertas ujiannya masing-masing.
Sampailah pada satu sudut pandangan ketika
ujian berlangsung, Pak Marmuj melihat ada siswa mencoba menyelesaikan satu
tugas di atas kertas satu lembar, namun mungkin karena tidak puas ia mencoba
mengganti dengan kertas lain. Selang
beberapa saat siswa tersebut justru mencoret-coret tak beraturan kertas yang ia
tulis, dan kesal lagi, akhirnya diremas dan dibuang lagi. Hal ini mengundang
perhatian Pak Marmuj, sehingga ia mencoba menghampiri siswa dimaksud.
Setelah mendekat siswa tersebut dengan
sedikit ketakutan dan mungkin segan maka ia mencoba memulai lagi mengerjakan
tugas di lembar ketiganya, dan dengan rasa yang kurang puas tetapi ia tetap
meneruskan, hasilnya apa adanya dan diserahkan kepada Pak Marmuj.
Seperti biasalah.....
Ditengah menunggu anak-anak
menyelesaikan ujian, Pak Marmuj mencoba googling dari wikipedia tentang kertas.
Didapatinya bahwa; kertas adalah bahan tipis tanpa tenunan yang secara
tradisional dibuat dari kombinasi serat tanaman dan tekstil yang digiling.
Lembar tulis berbasis tanaman seperti kertas pertama adalah papirus di
Mesir, tetapi proses pembuatan
kertas pertama yang sebenarnya didokumentasikan di Tiongkok selama
periode Han Timur (25–220 M), yang secara tradisional
dikaitkan dengan pejabat istana Cai Lun.
Konglomerat bubur tanaman yang diproduksi oleh pabrik pulp dan pabrik
kertas ini
digunakan untuk menulis, menggambar, dan uang. Selama abad ke-8, pembuatan
kertas Tiongkok menyebar ke dunia
Islam, menggantikan papirus. Pada abad ke-11, pembuatan kertas dibawa ke
Eropa, di mana ia menggantikan perkamen berbasis kulit binatang dan panel kayu.
Pada abad ke-13, pembuatan kertas disempurnakan dengan pabrik kertas yang
menggunakan kincir air di Spanyol. Perbaikan selanjutnya pada
proses pembuatan kertas datang di Eropa abad ke-19 dengan penemuan kertas berbasis kayu.
Siswa; Pak sudah siap, apa boleh
dikumpul.
Pak Marmuj; terperanjat, dari
lamunannya, spontan, yayaya...silahkan kumpul.
Setelah semua siswa mengumpulkan lembar
jawaban, Pak Marmuj semangat memberi penjelasan kepada siswa.
Pak Marmuj; hai anak-anak sekalian,
bapak ingin menceritakan betapa pentingnya kertas. Apakah kalian tahu kakak
saudara kuliah sarjana menulis skripsi di atas keras lebih dari seratus halaman
hanya untuk mendapatkan tiga lembar kertas; ijazah, transkip nilai dan SKPI.
Siswa; semua terperangah, entah bingung,
atau memang mengerti. Mungkin saja mereka banyak yang tidak mengerti.
Pak Marmuj; Lebih tinggi dari itu kakak
saudara yang kuliah di program magister menghabiskan beratus lembar kertas
hanya untuk mendapatkan satu lembar yakni pengakuan bahwa karya mereka tidak
plagiasi, dari cek turunin,
Siswa; mungkin tambah bingung, tetapi
mereka tetap diam mendengarkan.
Pak Marmuj; ok saya teruskan, lebih dari
itu kakak saudara yang kuliah bertahun-tahun untuk mendapatkan gelar doktor ia
mungkin menulis kertas sampai setebal bantal, namun setelah usai ia hanya
membutuhkan satu lembar kertas yakni undangan promosi. Ya itulah arti kertas
anak-anakku sekalian.
Ya. Bahkan kertas satu lembar bisa
sangat berharga bagi seorang pemilik tanah
Bahkan kertas lebih berharga dibanding
kendaraan bermotor aslinya, yakni BPKP.
Pak Marmuj; Baik para siswa sekalian,
coba sebutkan apa yang kamu ketahui barang-barang yang terbuat dari kertas?
Siswa pertama; buku pak.
Pak Marmuj; bagus buku adalah kumpulan
kertas yang dapat ditulis. Dengan buku kita bisa baca, dan dengan membaca kita
tahu isi dunia, karena memang buku ada jendela dunia.
Siswa kedua; koran pak.
Pak Marmuj; ya bagus sekali koran adalah
kertas yang didalamnya terdapat banyak informasi dan pengetahuan. Dengan rajin
membaca koran kita akan tahu perkembangan dunia, bahkan dengan membaca koran
pula kita tidak akan tertipu oleh permainan tipu daya dunia.
Siswa ketiga; uang kertas pak.
Pak Marmuj;
#%%*&)T&G&)&^)*(_
Ya benar dengan uang kertas kita bisa
membeli apa saja yang ada di dunia ini.
Semua siswa; hahahha. Berarti yang
penting uang kertas ya pak.
Pak Marmuj; sudah....sudah kita tadi kan
sudah menyelesaikan ujian, semoga berhasil.
Siswa; ok pak siap.
Pak Marmuj...Pak Marmuj, memanglah......
Tiga hal hikmah yang dapat kita ambil
dari cerita ini adalah:
Pertama; setiap benda yang ada di dunia
ini memiliki fungsi, nilai guna sesuai dengan kebutuhan kita.
Kedua; satu lembar kertas dapat
berfungsi bermacam-macam, dan nilai manfaatnya tergantung kita pada saat kapan
dan untuk apa kita menggunakannya.
Ketiga; dunia ini bisa saja digantikan
oleh kertas, tetapi dengan kertas kita dapat menggantikan apa saja, maka niat
dan kemaslahatan dalam memanfaatkan benda seperti kertas menjadi nilai bagi
manusia.
Ketujuh kita setuju berkolaborasi
mengeksplorasi sejarah, lewat kisah kita bercari ibrah.