Kisah 40: Pak Marmuj dan Dokter Pribadi - Mutiara Institut

Breaking

Kisah 40: Pak Marmuj dan Dokter Pribadi

Kisah 40: Pak Marmuj dan Dokter Pribadi

Ketika jam belajar siang telah usai, seperti biasa Pak Marmuj dan kawan-kawan guru duduk di ruang guru kantor sekolah tempat beliau mengajar. Suasana terasa nyaman walaupun panas terik di luar, karena ruang dilengkapi dengan kipas angin.

Seorang guru memulai pembicaraan.

Guru pertama; Pak jangan tinggi kali volume kipas angin ini, saya tidak tahan.

Pak Marmuj; ya kita pelankan, namanya juga kipas angin, jadi dikipas-kipas jadilah angin.

Guru pertama; ya pak saya kalau berada di bawah kipas angin saya bisa masuk angin.

Pak Marmuj; sebenarnya baik kita menghindar dari kipas angin lebih baik berkeringat karena itu lebih sehat.

Guru kedua; lho....pak justru saya datang kemari karena ingin menghilangkan keringat, maka tolong kuatkan kipas anginnya.

Pak Marmuj; sabar, sabar, ruangan ini kan lapang, boleh duduk di dekat kipas angin, boleh disudut, silahkan.

Guru pertama; ia Pak Marmuj, kalau sedikit saja saya kena kipas angin, dipastikan sampai rumah saya masuk angin, dan ketika malam hendak tidur maka saya.

Pak Marmuj dan guru lainnya kompak; ntar buang angin......

Guru pertama; sedikit tersipu malu.

Guru kedua sambil menyodorkan salah satu obat; sabar pak, kan ada obat, bisa antangin, tolak angin, minyak angin, ah..gitu saja kok repot, bapak mau yang mana.

Guru pertama; sekali lagi menghindari pengakit itu lebih baik dari....

Pak Marmuj dan guru lainnya kompak; dari pada mengobati.

Guru pertama sedikit tersipu malu.

Guru kedua; sabar-sabar-sabar pak. Saya mau memberi bapak dokter pribadi yang setiap saat bisa bapak panggil dan gunakan.

Semua terdiam.....menunggu guru kedua menjelaskan........... tapi tak ada suara, tak ada yang diceritakan.

Guru kedua; oh.........tentang doter pribadi ini mungkin Pak Marmuj yang pantas menyampaikan.....

Pak Marmuj sambil menarik nafas karena sudah diperhatikan oleh semua guru iapun tak sempat googling. Tapi dengan semangat ia menceritakan tentang tujuh dokter pribadi.

Guru pertama; hah....yang benar saja, memang ada tujuh dokter pribadi?

Pak Marmuj menjelaskan;

Dokter pertama adalah sinar matahari

Dokter kedua adalah air putih

Dokter ketiga adalah istirahat

Dokter keempat adalah positif thinking

Dokter kelima adalah olah raga

Dokter keenam selalu berbagi

Dokter ketujuh selalu senyum atau berbuat baik pada orang lain.

Guru kedua; ok Pak Marmuj, tak usah tunjukkan lagi googling Bapak lah, kami sudah paham, yang penting bisa kita laksanakan.

Guru pertama; iya mungkin saya setuju ternyata dokter pribadi itu memang ada di lingkungan kita kapan saja dan.....

Pak Marmuj dan guru lainnya kompak; dimana saja yang penting haaaaapppyyyy.

Guru pertama tak lagi malu malu diapun ikut; yang penting haaaapppyyyy.

Suara bel jam dinding menunjukkan pukul 14.00 WIB

Semua guru baru tersadar, ternyata mereka telah happpy sejenak meninggalkan kepenatan tugas mengajar seharian.

Guru kedua; Kipas angin atau keringat, keringat atau kipas angin......

Pak Marmuj; Stop.....anda tahu keringat itu banyak fungsinya; membuat kesetabilan suhu badan, membersihkan racun dari tubuh, menjaga kesehatan kulit, memperlancar sirkulasi darah, melawan infeksi, menurunkan stress, membakar kalori, juga membantu melawat penyakin, serta mencegah asmah.

Guru kedua; Pak Maaf, yang benar Asma, bukan Asmah karna bu Asmah itu kan istri Pak Baharudin guru kita pak.

Pak Marmuj dan guru lainnya kompak; yang penting haaaaapppyyyy.

 

Hah kipas angin, ternyata hanya mengipas-ngipas merubah arah angin. Mungkin saja benar bisa mengarah kepada tempat yang tidak diinginkan, dan lebih parah lagi ada angin yang bersumber dari arah yang yang diinginkan.

Sudahlah....yang penting sehat hapy. Ingat tujuh dokter pribadi ingat hapy.

Hem.....Pak Marmuj Pak Marmuj, memanglah.......

 

Tiga hal hikmah yang dapat kita ambil dari cerita ini adalah:

Pertama; Sehat itu mahal bila dinilai dengan uang, tetapi sehat itu sederhana bila dimaknai dengan makna. Jadi terapi sehat mulailah dari apa yang kita miliki.

Kedua; cara sehat tidak mesti menyalahkan lingkungan yang sakit, tetapi mulailah dari memanfaatkan seluruh yang ada pada diri sendiri, yang ada di lingkungan menjadi sumber energi yang luar biasa.

Ketiga; untuk mendapatkan kesehatan adalah dengan cara mensyukuri tentang hidup ini, senang berbagi dengan sesama, serta lakukan secara rutin atau berkala.

Ketujuh kita setuju berkolaborasi mengeksplorasi sejarah, lewat kisah kita bercari ibrah.

Catatan; kisah ini diinspirasi dari berbagai sumber

#Bersamamembangunnegerilewatpendidikankitabersinergi


Disclaimer: Images, articles or videos that exist on the web sometimes come from various sources of other media. Copyright is fully owned by the source. If there is a problem with this matter, you can contact