Dalam sebuah acara syukuran seorang
kepala desa, Pak Marmuj disamping seorang guru ia juga dianggap sebagai pemuka
masyarakat dan diundang pada acara dimaksud. Kepala desa yang terpilih merasa
senang dengan kehadiran Pak Marmuj, lengkap dengan perangkat desa lainnya,
seluruh kepala dusun hadir, tak lupa beberapa dharma wanita di antara mereka.
Kelengkapan semakin bertambah tatkala tersaji makanan dan buah-buahan untuk
disantap setelah acara formal.
Tibalah saat acara sambutan, Pak Marmuj
diminta untuk memberi nasihat kepada kepala desa terpilih.
Pak Marmujpun seperti
berkisah menyampaikan nasihat setelah memberi salam hangat kepada hadirin Pak
Marmujpun memberi penghormatan standart
Pak Marmuj; Yang saya
hormati dan yang menghormati saya bapak kepala desa. Hadirinpun mulai
konsentrasi sedikit senyum.
Yang saya hormati dan
yang menghormati saya para kepala dusun.
Yang saya banggakan
dan yang membanggakan saya seluruh masyarakat hadirin sekalian. Semua hadirin
mulai gelak tawa.
Tak lupa yang saya sayangi
dan yang menyayangi saya ibu ibu dharma wanita.
Kepala desa dan
seluruh hadirin mulai senyum-dan sebagian lepas tawa.
Bapak kepala desa yang
saya nasihati.....
Maaf saya kan diminta
untuk menjadi penasehat kali ini.
Alkisah dari negeri
pada zaman dulu.......
Hiduplah seorang raja
yang baru saja dilantik, beliau dinasihati oleh penasihatnya
Pertama; bahwa kursi
raja ini pernah diduduki oleh seorang khalifah bernama Abu Bakar Siddik, kedua
Umar bin Khattab, ketiga Utsman bin Affan, dan keempat Ali bin Abi Thalib.
Apakah bapak ibu tahu
maknanya?
Pak Marmuj meneruskan
nasihatnya.
Pertama, Abu Bakar
Siddik beliau adalah orang tua, tetapi penuh dengan kebijaksanaan, mengambil
keputusan selalu dengan berbagai pertimbangan dan akhirnya diterima oleh banyak
pihak.
Kedua, Umar bin
Khattab adalah orang pemberani tetapi karena membela yang haq, mengambil
keputusan berdasarkan Al Qur`an dan Sunnah Rasulullah.
Ketiga, Utsman bin
Affan adalah orang kaya tetapi ia juga dermawan, setiap pengambilan keputusan
selalu memberi keuntungan bagi ummatnya dan tidak merugikan ummat yang lain.
Keempat, Ali bin Abi
Thalib beliau adalah orang muda, tetapi ilmunya sungguh luar biasa, semua kata
dan kebijakannya selalu diputuskan atas dasar kecerdasan seorang manusia.
Dalam sejarah itu
betapa bahagianya Rasulullah mendapat empat pendamping yang beragam karakter,
sekaligus berbeda peran. Sebagian ahli manajemen menyatakan bahwa keempat
sahabat ini dilengkapi dengan istri Rasulullah yakni Khadijah yang setia
mendamping beliau sampai akhri hayatnya. Lengkaplah kepemimpinan beliau yang
istilah sekarang disebut dengan “Hebat Supermen, tetapi lebih Dahsyat
Supertim”.
Pak Marmuj
menyampaikan sambil mengangkat satu telunjuk sebentar dan mengepalkan tangannya
ketika menyampaikan Supertim.
Pak Marmuj; saya
teruskan kisah penasehat raja yang dengan lantang menyampaikan kisah ini, lalu
rajapun manggut-manggut.
Bapak ibu ada
yang tahu siapa raja yang sedang dinasihati?
Kepala desa dan semua
hadirin terdiam, mungkin mereka tak pernah membaca kisah Abu Nawas.
Pak Marmuj; ya raja
tersebut adalah Harun Al Rasyid seorang khalifah yang paling lama memimpin pada
zaman Daulah Bani Abbasiyah. Di zaman beliaulah lahir seorang sastrawan
terkenal bernama Abu Nawas, dimana logika selalu dilengkapi dengan candaan
menjadi solusi untuk setiap masalah negeri.
Pak Marmuj; Baik
kembali kepada bapak kepala desa terpilih yang hari ini syukuran, saya hanya
menyampaikan kisah, kini terserah bapak, saya sendiri tidak bermaksud untuk
menyinggung bapak atau satu dua orang, saya ingin menyinggung seluruh hati dan
perasaan yang berhadir pada saat ini. Kisah tadi semoga bukan sekedar cerita,
tetapi kita ambil ibrah dari apa yang mungkin untuk kita lakukan hari ini.
Kepala desa berdiri
mengejutkan seluruh hadirin karena mengucapkan; “siap laksanakan....”
Pak Marmuj dan seluruh
hadirinpun spontan bertepuk tangan......
Sambil makan bersama,
Pak Marmuj diajak bincang dengan kepala desa,
Kepala desa; wah ide
Pak Marmuj itu cemerlang, saya akan laksanakan, dan Pak Marmuj bisa bantu saya
ya....
Pak Marmuj; sederhana
saja pak, kalaupun dibalik tak mengapa.
Kepala desa; maksudnya
pak?
Dengan sedikit merapatkan
tempat duduk di meja yang sama,
Pak Marmuj; pertama
bapak harus merakyat artinya dekat dengan masyarakat dulu. Kedua bapak ajak
anak muda, dan jangan lupa fasilitasi mereka dengan kegiatan olaharaga, ketiga
banyak orang kaya, bahkan pengusaha, atau pengembang perubahan kumpul dan ajak
mereka menjadi bagian dari perangkat desa, dan ketiga, itu ada OKP, ada pula
rekan-rekan ketua ormas lain selalu datangi kalau mereka mengundang, dan yang
terakhir jangan lupa orang-orang tua di desa ini perlu diajak untuk dihormati,
dan dimintai nasihat.
Kepala desa; siap
laksanakan.
Pak Marmuj; ada satu
lagi paling penting pak.
Kepala desa; apa itu
pak.
Kalai ini Pak Marmuj
bukan hanya merapatkan tempat duduk, tetapi seperti membisikkan sesuatu.
Pak Marmuj; bapak
harus menyayangi istri bapak sendiri dulu, baru menyayangi istri orang lain,
e....maaf menyayangi orang lain.
Pak Marmuj dan kepala
desa yang terkesan berbisik, malah tertawa lepas berdua, sampai dilihat orang
lain, dan menjadi perhatian.
Itulah kisah dimana
syukuran mendapat jabatan baru sekelas kepala desa, memerlukan nasihat. Betapa
pentingnya mendengarkan nasihat orang lain sebelum menjabat, karena ketika
menjabat tugas rutin yang selalu melekat bagi pejabat adalah mengarahkan,
memberi arahan, atau membuka, menutup sebuah acara kegiatan. Nah sebelum itu
semua terjadi alangkah baiknya mendengarkan nasihat orang bijak seperti Pak
Marmuj tidak ada yang salah, bahkan mungkin akan memberi kesan tersendiri.
Sejak saat itu Pak
Marmuj memang selalu diundang oleh kepala desa bila ada acara resmi, dengan
tidak meninggalkan jam mengajar Pak Marmuj pun “siap laksanakan” demi yang saya
hormati dan yang menghormati saya. Dalam hati Pak Marmuj, kalau-kalau cerita ini
sampai kepada syukuran seorang presiden.....hah.....menghayal.
Pak Marmuj....Pak
Marmuj.......memanglah.
Tiga hal hikmah yang dapat kita ambil
dari cerita ini adalah:
Pertama; pemimpin itu adalah masyarakat
biasa, yang karena dipercaya ia diminta untuk menjadi wakil kita melayani,
memberi arah serta menjadi orang terdepan untuk mencapai tujuan bersama.
Kedua; pemimpin memiliki kelebihan dan
kekurangan, maka staf atau bawahan jadikanlah mereka sebagai mitra untuk
berkolaborasi membangun sinergi menjadi kekuatan menggerakan semua sumber daya.
Ketiga; setiap kita memiliki kelebihan
di satu sisi, jadikanlah itu untuk melengkapi kelemahan kelompok, setiap kita
menyadari ada kekurangan jadikanlah itu untuk saling menguatkan. Bukan hanya
empat lelaki perkasa tetapi juga seorang wanita menjadi legenda bersejarah
keberhasilah sebuah peradaban yang sampai hari ini masih kita nikmati.
Ketujuh kita setuju berkolaborasi
mengeksplorasi sejarah, lewat kisah kita bercari ibrah.
#Bersamamembangunnegerilewatpendidikankitabersinergi