Ya benar keluarga Pak Marqu dimana
mereka delapan orang bersaudara tidak mau dipisahkan, mereka harus bersama,
bahasa kita nya sangat kompak. Keluarga Pak Marqu tahun ini ada rezeki ingin
melaksanakan ibadah Idul Adha dilengkapi dengan berkurban. Mereka sepakat akan
berqurban dengan satu ekor sapi, untuk satu keluarga yang lengkap dengan
delapan bersaudara tadi.
Pada sepekan sebelum hari raya tiba, Pak
Marqu pun mendaftarkan qurban ke panitia di BKM masjid dekat mereka tinggal.
Namun apa yang terjadi, panitia qurban tidak dapat menerima dengan alasan bahwa
utuk satu ekor sapi hanya atas nama tujuh orang atau tujuh keluarga. Pak Marqu
pun sedikit kecewa, sewot, bingung dan lain sebagainya, padahal hari raya
qurban sudah tidak lama lagi.
Kembali kelingkungan keluarga, Pak Marqu
mengumpulkan adik-adiknya yang kompak, untuk memecahkan masalah ini. Dalam
rapat keluarga tersebut pembicaraanpun berlansung ramai. Ada yang menyalahkan
panitia, ada yang mempersoalkan apakah lembu kurang cukup umur, kurang
timbangan daging, atau justru terlalu gemuk atau besar, dan lain sebagainya.
Disela-sela rapat ada yang mulai bicara
serius.
Adik kedua menelepon ustadz terkenal di
kampungnya, bagaimana cara mereka berkurban dengan delapan orang.
Hasilnya tidak boleh harus tujuh orang
untuk satu sapi. Nihil....
Adik ketiga mencoba menawarkan untuk
menanyakan hal ini ke kampus perguruan tinggi Islam terkenal di daerah itu.
Dalam pembicaraan di telepon seluler terdengar bahwa dosen balik bertanya;
bahkan menelusuri, apakah benar mereka delapan orang bersaudara, diminta
menunjukkan Kartu Keluarga, siapa-silsilah orang tua, apakah benar saudara
kandung.
Hasilnya tetap nihil. Satu sapi hanya
untuk tujuh orang.
Anak ketujuh; ya sudah mungkin memang
kita harus ikut aturan tujuh orang untuk satu sapi,
Anak kedelapan tetap protes, karena
ingin ikut berqurban bersama tanpa dipisahkan.
Anak keenam mencoba searching di google
bagaimana cara memecahkan bolehkah delapan orang untuk kurban satu sapi.
Hasilnya diberikan beberapa landasan hadits, dan tulisan-tulisan tentang
qurban, intinya nihil.
Akhirnya anak kelima mencoba menawarkan
untuk bertanya pada Pak Marmuj yang kebetulan tinggi di sebelah rumah mereka.
Kedelapan orang bersaudara tadi setuju
dan mereka bersama mendatangi kediaman Pak Marmuj.
Pak Marqu : assalamu`alaikum. Apa kabar Pak Marmuj.
Pak Marmuj : wa`alaikum salam, silahkan masuk, sini-sini masuk semua duduk.
Pak Marqu : begini Pak Marmuj kami ini 8 bersaudara kandung, kami ingin
sekali berqurban dengan satu ekor sapi, kami telah mendaftarkan diri ke panitia
qurban di BKM Masjid kita, tetapi mereka menolak. Bahkan kami telah menanyakan
ke beberapa orang atau ustadz tetapi menurut ustadz, semua kami tanya tidak
boleh. Kami pun bingung, BKM Masjid
menolak kami, mohon solusinyanya Pak Marmuj.
Pak Marmuj : ini yang datang semua, 8 bersaudara ya....
:
ayo kita lihat sapinya.
Benar saja sapi berukuran jumbo berat
319 Kg daging menurut perhitungan penjual.
Pak Marmuj : ia memang benar namun menurut saya, karena sapi ini sangat
besar, maka untuk menyembelihnya diperlukan tangga dalam hal ini saya minta
seekor domba yang besar juga.
Apakah
kaliah bersedia menyediakan tangga dimaksud?
Anak kedelapan : Bersedia, siap.
Ketujuh bersaudara : bengong.............kok begitu...........
Pak Marmuj : Bagaimana, sekali lagi saya tanya apakah saudara
semua bersedia menyiapkan tangga satu ekor domba yang besar?!!
Kedelapan bersaudara : Ya. Bersedia....... kompak.
Pak Marmuj : ya silahkan pada hari raya Qurban nanti, biar saya bantu
menyembelihnya.
Tepat pada hari raya Qurban sebagian
masyarakat melihat kekompakan 8 bersaudara ini.
Pak Marmur : dengan mengucapkan Bismillahirrahmanirrahim saya tunaikan
qurban 8 orang bersaudara; atas nama Pak Marqu dan adik adiknya....
Setelah ia menyembelih sapi, kemudian
dombapun disembelih.
Pak Marmuj : Dah selesai, delapan orang sudah berqurban, insya Allah sampai
kepada tujuan sebagaimana yang diniatkan.
Pak Marqu : Saya atas nama keluarga, mengucapkan terima kasih atas
kebaikan Pak Marmuj, semoga kebaikan bapak menjadi amal jariah. Amin.
Pak Marmuj : amin, amin, amin.
Pak Marmuj pak Marmuj, memang hidup ini
kadang kita menghadapi masalah, tetapi semua pasti ada jalan keluarnya, tidak
perlu jauh keliling dunia, mulailah dari diri sendiri keluarga, lingkungan
dengan berbuat baik kepada mereka. Itulah kisah dimana kebersamaan adalah hal
utama, namun nibadah adalah kewajiban individu, tetapi aturan tidak boleh
dilanggar, dan semua dapat diselesaikan bila kita arif dan bijak
mengatasinya.
Tiga hal hikmah yang dapat kita ambil
dari cerita ini adalah:
Pertama; setiap kita memiliki hak dan
kewajiban sebagai individu dihadapan Allah SWT. Beribadah secara individual itu
baik, tetapi berjamaah adalah yang terbaik, tetapi ada aturan yang mengikat.
Kedua; keluarga adalah ikatan biologis
yang tidak dapat diputus dan dipisahkan satu dengan lainnya, dalam hal ibadah
dapat saja bersama, untuk kebaikan, namun hukum tetaplah hukum, karena
didalamnya ada mengatur fardu `ain ada yang mengatur fardu kifayah. Kita harus
belajar lebih dalam tentang hal ini agar tidak salah dalam mempratekkan atas
alasan keluarga.
Ketiga; seseorang hanya dibebankan
sesuai dengan kesanggupannya, pengetahuan yang belum memadai, sudah dipasangkan
dengan tetangga yang memiliki kelebihan. Untuk itu selalulah berdiskusi,
bertukar fikiran, bahkan berbagi perasaan, menghadapi masalah, agar ibadah
lebih berkah. Amin.
Ketujuh kita setuju berkolaborasi
mengeksplorasi sejarah, lewat kisah kita bercari ibrah.
Catatan; kisah ini diinspirasi dari
berbagai sumber.
#Bersamamembangunnegerilewatpendidikankitabersinergi